Toxic People




I was 22 when it was April 8. So, I am 22 years 5 days now. Banyak hal yang telah dijadikan pelajaran, banyak hal yang dijadikan penyesalan, banyak orang yang saya rangkul di dalam circle kehidupan, dan banyak pula orang yang saya hapus dari circle kehidupan. However, saya juga ingin berterima kasih kepada mereka yang telah saya hapus dari circle saya. Disana mereka juga memberikan beberapa hal yang membuat saya menjadi pribadi yang seperti sekarang ini.

Tadi sore saya abis self-evaluation secara online (yup social distancing bby) sama 2 orang. 2 orang itu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana saya, yang disukai dan tidak disukai dari saya, dan juga kasih sedikit masukan untuk saya. Btw, gak cuman sekali saya eval sama teman saya ini, dulu sih pura-pura terima tapi masih ada rasa mengganjal kalau mereka cerita apa jeleknya saya. Tapi sekarang belajar menerima dan memperbaiki.

Kata mereka, saya itu anaknya berani, kuat, cuek bebek a.k.a bodo amatan. Hal yang disukai dari saya tuh, katanya saya itu ramah, a good listener and talker, movie addict as an addition. Nah ini hahaha, yang gak disukain nya itu judes nya, jutek nya, lambe nya pedes kaya cabe wkwkwk.

Terima kasih atas evaluasi nya, I appreciate it! Kalian tau gak sih? Kalau lingkungan yang membentuk bagaimana kita? Gini, kalau kita pergi ke tempat jualan parfum pasti kita bakal wangi. Tapi, kalau kita pergi ke TPA Bantar Gebang pasti pulang nya badan kita bau sampah. Ya gitu deh gambarannya. Kalau kita bergaul di lingkungan yang mendominasi orang-orang baik, kita pasti akan jadi orang baik. Dan begitu juga sebaliknya.

Tapi sejujurnya, itu tergantung bagaimana kita bisa self-control terhadap lingkungan. Bagaimana karakter kita adalah bagaimana juga kita mengendalikan diri kita terhadap lingkungan. You wanna be good or bad, it is your choice. Apakah kalian pernah di suatu lingkungan dimana kalian mendapati seseorang atau beberapa orang dengan sifat yang seperti ini?



Bagaimana kalau itu ada di satu orang dimana dia mengambil peran atas segalanya? Pernah gak sih mencoba untuk cerita sama orang yang benar-benar kita percaya kalau mereka akan menyupport kita tetapi mereka tidak punya kekuatan untuk membela karena dia ini lebih dominan sampai akhirnya kalian juga lelah karena sendiri karena yang ada di pikiran mereka, kita itu cuman seorang anak muda yang overact dan overthinking?

Pernah gak kalian sudah berdedikasi penuh, dan memang kalian telah membuat kesalahan di masa lalu tapi kalian telah bekerja keras dan telah membuktikan bahwa kalian telah berubah dan layak untuk disebut layak tetapi tetap tidak dihargai? Gini aja deh, kalian dapat ranking 1 tapi gadiucapin selamat sama wali kelas dan teman-teman nya. Malah dibilang gini "alah, dulu dapet ranking 10 hobinya nyontek, apalagi ranking 1?" Terus nama kalian gaada di papan tulis. Padahal kalian belajar mati-matian. Waw, itu sakit banget.

Bagaimana rasanya bertahan di situasi tersebut dengan waktu yang cukup lama? Memakan batin tentunya. Tapi balik lagi gimana kita bisa menghadapi itu semua. Beberapa plus minus yang teman-teman saya sebut tentang saya, adalah hasil dari bagaimana saya bisa survive atas segala hal yang terjadi.

Soal toxic people, we can not judge that we are not toxic. Kita pasti juga ada sifat toxic di dalam diri kita. Tapi kita masih bisa self-control terhadap beberapa sifat yang seharusnya gak kita lakuin ke semua orang. Siapa bilang saya gak toxic? Terkadang, bahkan sering mulut saya ini being too realistic sampai orang lain butthurt. Gak semua orang bisa terima apa yang kamu katakan. Sekali lagi, self-control. My friend, Ony taught me many things about how to watch my mouth. Dia yang bikin saya sadar kalau ga semua orang bisa terima apa yang kita katakan. Jadi, yuk sama-sama belajar how to not being that kind of toxic people. We can solve our problems without being toxic. Yuk belajar.


#CMIIW masih belajar :)
Atas peristiwa yang terjadi belakangan ini, saya mau ucapin terima kasih untuk kalian, teman-temanku semuanyaaa who gave me kind of strength dimana sekarang saya sudah keluar dari zona itu.

Terima kasih, saya bersyukur untuk hari ini dan selanjutnya.

I will read this writing again if I am still the same.







Komentar